KAB. KERINCI, KilasNusantara.id — Alokasi Dana Desa (ADD) pada pekerjaan proyek pengerasan jalan di Desa Plak Naneh, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci terlihat dikerjakan asal-asalan dan tidak sesuai spek pekerjaanya.
Pasalnya, proyek tersebut Diduga kuat tidak mengikuti mekanisme pekerjaan serta tidak memampangkan papan informasi pekerjaan, bahkan pekerjaanya diduga menyalahi Besaran Teknis (Bestek) sehingga kualitas dari pekerjaan itu terkesan asal asalan yang diduga kuat hal tersebut dilakukan untuk mengelabui masyarakat dan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya.
Saat awak media ini melakukan investigasi dilapangan menemukan kejanggalan dalam pengerjaan proyek pengerasanjalan tersebut.
Tidak adanya dilakukan pemadatan dengan selayaknya seperti vibro dan memakai becoloader untuk membuat bahu jalan sehingga terkesan asal jadi dan ketebalan yang tidak memenuhi standar.
Salah satu warga desa Plak Naneh sangat menyayangkan bahwa kualitas proyek jalan tersebut yang terindikasi tidak sesuai dengan RAB, Pelaksana pekerjaan proyek jalan ini sudah melanggar UU No.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang menegaskan sebagaimana dalam pasal 28 F UUD tahun 1945 serta perpres No 54 tahun 2010 dan No 70 tahun 2012.
“Pemasangan papan nama proyek merupakan implementasi azas transpransi, sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam proses pengawasan,” kata warga setempat saat ditemui dilokasi.
Selanjutnya warga tersebut menerangkan bahwa masyarakat merasa sangat kecewa, sebab pengerjaan proyek pengerasan jalan sangat tidak bermutu hanya membuang anggaran saja dan itu merupakan pembodohan terhadap masyarakat awam di bawah.
“Kami sebagai masyarakat sangat kecewa sekali, mengerjakan proyek dengan asal jadi dan tidak secara terus menerus membodohi masyarakat, sehingga kualitas dari proyek itu bisa lebih baik,” ujarnya.
Oleh karena itu, masyarakat meminta pada semua pihak baik instansi pemerintah atau lembaga kontrol agar bisa turut andil dalam pengawasan proyek tersebut sehingga para pelaksana tidak semena-mena.
Kemudian Tim investigasi mencoba menghubungi Kades melalui WhatsApp untuk konfirmasi, namun tidak ada jawaban, Kades selalu menghindar bila di temui seakan-akan enggan untuk memberi kejelasan
(Dominaldi)