Dishub Lakukan Pengamanan Keselamatan dan Himbauan Tak Gunakan Motor Matic ke Bromo

Kilasnusantara.id,Probolinggo – Dalam rangka meningkatkan keselamatan wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gunung Bromo, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo resmi memperketat larangan penggunaan kendaraan roda dua jenis matic di jalur menuju dan dari kawasan wisata Bromo.

Upaya ini dilakukan dengan pengamanan keselamatan dan himbauan tak menggunakan kendaraan roda dua motor matic dari dan menuju ke kawasan Gunung Bromo. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari upaya preventif mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas di jalur ekstrem Bromo yang terkenal dengan tanjakan dan turunan curamnya.

Langkah ini dilakukan dengan menerjunkan lima personel Dishub secara bergantian di titik-titik strategis. Yakni, jalur pintu masuk di area Pendopo Agung Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura dan Seruni Point Bromo. Kedua lokasi ini menjadi pintu masuk utama menuju kawasan wisata Gunung Bromo, terutama dari arah Cemoro Lawang.

Kepala Dishub Kabupaten Probolinggo Edy Suryanto mengatakan kendaraan jenis matic tidak cocok digunakan di jalur menuju Bromo. Medan yang menantang membutuhkan kendaraan dengan sistem pengereman dan pengendalian yang lebih stabil, seperti motor manual atau kendaraan roda empat.

“Kami tidak melarang wisata, tapi kami tekankan pentingnya keselamatan. Motor matic memiliki keterbatasan di jalur terjal seperti ini. Kami berharap seluruh pengunjung menaati imbauan ini demi kebaikan bersama,” ujarnya.

Edy menyampaikan himbauan ini seharusnya tidak hanya diterapkan di jalur Sukapura atau Cemoro Lawang saja, melainkan juga di seluruh akses masuk ke Bromo. Koordinasi dengan berbagai stakeholder sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan wisatawan dari berbagai jalur. “Kami berharap pengamanan dan himbauan ini bisa dilakukan bersama-sama oleh semua pihak, termasuk pengelola jalur dari sisi lain Bromo,” tambahnya.

Menurut Edy, pengamanan oleh Dishub dilakukan setiap pagi dan malam hari. Dua waktu di mana mobilitas pengunjung cukup tinggi. “Alhamdulillah, arus lalu lintas berjalan dengan aman, lancar dan terkendali,” tegasnya.

Langkah ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas lokal dan pelaku wisata di kawasan Bromo. “Edukasi kepada pengunjung pun akan terus digencarkan, baik melalui spanduk sosialisasi maupun penyampaian langsung oleh petugas di lapangan,” jelasnya.

Edy menegaskan kebijakan ini tidak bermaksud membatasi kunjungan wisata, melainkan murni bertujuan menjaga keselamatan pengendara dan menciptakan suasana wisata yang nyaman dan terkendali.

“Dengan meningkatnya arus kunjungan menjelang event tahunan seperti Yadnya Kasada, upaya pengamanan ini diharapkan mampu mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian kendaraan dengan medan di Bromo,” pungkasnya.