OGAN ILIR, Kilasnusantara.id – Kelangkaan pupuk bersubsidi kembali menjadi permasalahan yang serius bagi sektor pertanian di Kecamatan Rantau Panjang, di Desa Sejangko II, Sejangko 1 Sungai Rotan, Jagorajo, Rantau Panjang hal ini bukan merupakan fenomena baru terjadi kecamatan Rantau panjang kabupaten Ogan Ilir. Musim tanam yang kedua, Petani merasakan fenomena yang berulang seperti kelangkaan pupuk bersubsidi ini. Pupuk yang seharusnya menjadi salah satu komponen vital untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian justru sulit untuk didapat oleh petani. Sementara itu harga pupuk nonsubsidi di pasaran tergolong sangat mahal apabila dibandingkan dengan harga pupuk subsidi yang diberikan pemerintah saat ini. Selain itu, jangkauan untuk pupuk nonsubsidi bagi petani juga sangat kecil dan terbatas adanya. Hal inilah yang memperparah permasalahan yang ada bagi petani dalam kecamatan.
Permasalahan ini sangat berlawanan dengan adanya sebuah program pemerintah yang saat ini Tengah dicanangkan yaitu ketahanan pangan. Pemerintah saat ini tengah mengusung program strategis yang melibatkan sektor pertanian sebagai komponen utama keberhasilan program ini. Program ketahanan pangan merupakan program yang diproyeksikan dapat terlaksana mulai tahun 2025 dan dapat menuju swasembada pangan pada tahun 2045 mendatang. Beberapa kajian atau hal besar yang dilakukan pemerintah saat ini adalah menggelontorkan alokasi dana sangat besar pada tahun 2025 Buat apa ada penurunan Harga kalau sulit di cari untuk mencapai ketahanan pangan. Hal ini disalurkan melalui dana desa yang diharapkan mampu merangsang produktivitas pertanian dalam negeri kedepannya. Dengan adanya alokasi dana inilah, harapan pemerintah dapat mendorong terlaksananya program ini.
Fenomena Kelangkaan pupuk subsidi juga dirasakan oleh petani yang saat ini sangat membutuhkan keberadaan pupuk untuk menjalankan kegiatan pertanian sehari-hari. Banyak petani yang mengeluhkan langkanya pupuk subsidi dari pemerintah yang masih banyak ditemui di berbagai Desa di kecamatan Rantau Panjang. Petani tidak memiliki alternatif lainnya selain mengandalkan pupuk subsidi dari pemerintah. Mengingat, harga pupuk non-subsidi yang beredar suda mulai Turun 20% namun dari harga pupuk yang disubsidi pemerintah. Bahkan terkadang para petani menggunakan takaran yang tidak sesuai untuk mengakali penggunaan pupuk. Hal ini merupakan upaya para petani dalam menyelesaikan masalah sementara yang terjadi saat ini.
Dengan adanya permasalahan kelangkaan pupuk yang masih ada, kini munculah sebuah program strategis pemerintah pada tahun 2025. Program tersebut adalah ketahanan pangan, yang menjadi program untuk mewujudkan swasembada pangan dalam negeri di masa yang akan mendatang. Hingga saat ini, program ini mendapatkan alokasi anggaran pendapatan belanja negara ( APBN) Yang digunakan untuk mendanai penyelenggaraan program ketahanan pangan nasional. Selama penyaluran dana ini melalui dana desa, pengadaan pupuk bersubsidi, pemberdayaan petani lokal, dan pengadaan diversifikasi benih. Hal ini merupakan upaya pemerintah dalam memutus rantai pasokan impor bahan pangan yang bersifat pokok yang dapat dijangkau masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
Faktanya kelangkaan pupuk yang terjadi belakangan ini memiliki beberapa faktor yang memengaruhi mempengaruhi seperti kelangkaan bahan baku utama seperti fosfat dan kalium yang memengaruhi tingginya harga untuk memperoleh bahan baku tersebut. Sehingga, produksi pupuk menjadi sangat terbatas akibat melambungnya harga bahan baku yang tersedia. Hingga saat ini rantai distribusi mengalami Banyak pupuk subsidi pemerintah hanya memberikan pupuk subsidi sesuai data yang ada, yaitu sesuai dengan kebutuhan petani yang ada. Hal tersebut sangat amat merugikan para petani menengah ke bawah, karena tidak dapat memperoleh pupuk subsidi yang dijatah oleh pemerintah.
Untuk dampak kedepannya para petani kelas menengah ke bawah juga mengalami kesulitan dalam mengelola lahan pertanian mereka.(Tim)
Pupuk Langka Petani Merana Terjadi di kecamatan Rantau Panjang Ogan Ilir di Tengah Ambisi Ketahanan Pangan Nasional


















