BANDUNG, KilasNusantara.id — Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Jakarta melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Batch III Tahun Anggaran 2025 dengan judul kegiatan “Penguatan Narasi Filosofi Pengantin Tradisional Melalui Participatory Photography Berbasis Instagram pada HARPI MELATI Jawa Barat.”
Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel The Summit Siliwangi, Bandung, ini diikuti oleh 25 pengurus HARPI Melati DPD Jawa Barat. Acara diawali dengan laporan kegiatan oleh Ketua Tim Pengabdian, Retno Dwi Lestari, M.Pd., dan secara resmi dibuka oleh Ketua HARPI Melati DPD Jawa Barat, Hj. Euis Leliyamasari, M.Pd., Dipl. Cidesco.
Program ini berfokus pada penguatan pemahaman nilai-nilai budaya dan filosofi dalam tata rias pengantin tradisional, sekaligus menjawab tantangan modernisasi dan akulturasi budaya yang kian masif.
Melalui kegiatan ini, peserta diajak memahami kembali makna simbolik dalam rias pengantin tradisional Sunda dan menerjemahkannya ke dalam narasi digital yang kreatif dan edukatif.
Pada sesi sosialisasi, peserta dikenalkan pada kekuatan dan ancaman terhadap keberlangsungan nilai filosofi pengantin tradisional di era digital, di mana media pembelajaran berbasis budaya masih terbatas.
Tiga materi utama disampaikan dalam kegiatan pelatihan. Materi pertama mengenai Busana Sunda untuk Pagar Ayu ditampilkan oleh Susanti Santana dengan penjelasan filosofi oleh Hj. Euis Leliyamasari, M.Pd., Dipl. Cidesco.

Materi kedua membahas Pengantin Sunda Siger yang disampaikan dan dijelaskan oleh Oey Maher.
Materi ketiga, disampaikan pada hari kedua, menampilkan Pengantin Garut RA Lasminingrat Kebesaran oleh Yuliana Pamungkas, S.I.Kom.
Kegiatan ini menggunakan pendekatan participatory photography, di mana peserta terlibat langsung dalam praktik pengambilan foto, penyusunan narasi berbasis filosofi, dan pembuatan konten Instagram berbantuan kecerdasan buatan (AI).
Peserta juga menerima buku panduan narasi filosofi sebagai referensi kreatif, sehingga AI dapat membantu menyusun kalimat yang lebih menarik dan komunikatif. Peserta yang aktif di media sosial menggunakan gaya bahasa khas mereka agar pesan budaya lebih mudah diterima oleh masyarakat luas.
Kegiatan ini berkontribusi pada peningkatan Kualitas Pendidikan (SDG 4), sesuai dengan indikator ketiga, yaitu menjamin akses yang setara bagi semua perempuan dan laki-laki terhadap pendidikan teknis, kejuruan, dan tinggi melalui peningkatan partisipasi perias muda dalam pendidikan non-formal dalam 12 bulan terakhir.
Selain itu, kegiatan ini juga berperan dalam mewujudkan Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan (SDG 11), khususnya pada indikator keempat, yaitu melindungi dan menjaga warisan budaya serta alam dunia melalui dokumentasi dan narasi budaya pengantin tradisional yang disebarluaskan melalui media sosial.
Dari sisi capaian kinerja perguruan tinggi, kegiatan ini berdampak pada Indikator Kinerja Utama (IKU) 2, yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus, melalui pelibatan aktif mahasiswa dalam kegiatan pelatihan fotografi dan penggunaan media sosial.

Selain itu, juga mendukung IKU 5, yaitu hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat, melalui penerapan buku Filosofi Rias Pengantin sebagai sumber belajar dalam kegiatan pelatihan.
Selaras dengan Asta Cita 4, kegiatan ini memperkuat pembangunan sumber daya manusia di bidang sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Dalam konteks Rencana Induk Riset Nasional (RIRN), kegiatan ini berkaitan erat dengan Fokus Riset Sosial Humaniora – Seni Budaya – Pendidikan, yakni mengembangkan dan mendokumentasikan nilai-nilai budaya lokal melalui narasi filosofi berbasis fotografi rias pengantin tradisional.
Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan Fokus Riset Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mendorong pemanfaatan teknologi media sosial untuk menyebarkan narasi filosofi pengantin tradisional secara luas.
Program pengabdian ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) yang memiliki mandat untuk mengelola dan mendanai berbagai program penelitian serta pengabdian kepada masyarakat bagi dosen di perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para anggota HARPI Melati Jawa Barat mampu menjadi pelopor dalam mengintegrasikan nilai budaya dan teknologi digital, serta memperkuat peran mereka sebagai duta pelestarian filosofi pengantin tradisional di era modern. (Red)


















