KOTA CIREBON, KilasNusantara.id — Untuk menjaga kelestarian kesenian tari dan budaya adat Cirebon,Sultan KA Cirebonan beserta papih Tanto dengan resmi mengukuhkan Pengurus forko pancer agar tertata rapih.
“FORKO PANCER harus terus menjadi penjaga warisan leluhur, bukan hanya dalam bentuk benda, tetapi juga nilai-nilai moral, filosofi, dan adat yang terkandung di dalamnya,” tutur Sultan Keraton Kacirebonan.
Forum Komunikasi Pecinta Sejarah Seni dan Budaya Cerbon (FORKO PANCER) Cirebon secara resmi mengukuhkan kepengurusan periode 2025–2028 dalam sebuah acara khidmat yang digelar di Keraton Kacirebonan Cirebon, Minggu, 9 November 2025.
Pengukuhan tersebut dilakukan langsung oleh Sultan Keraton Kacirebonan, P. Abdul Gani Natadiningrat, yang juga menjadi Pelindung Forko Pancer, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap eksistensi komunitas yang berkomitmen melestarikan nilai-nilai sejarah, seni, dan budaya Cirebon.
Dalam sambutannya, Sultan Keraton Kacirebonan menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran pengurus baru Forko Pancer yang telah menunjukkan dedikasi tinggi terhadap pelestarian sejarah dan kebudayaan lokal.
“FORKO PANCER telah menjadi mitra penting dalam menjaga warisan luhur Cirebon. Saya berharap kepengurusan baru ini semakin solid, kreatif, dan terus berkontribusi nyata untuk menjadikan Cirebon sebagai kota sejarah, seni, dan budaya yang dikenal luas,- ” kata Sultan
Sementara itu, R. Dian Andhiawan Seminingrat, yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum Forko Pancer, dalam sambutannya menegaskan komitmen kepengurusannya untuk melanjutkan program-program pelestarian yang telah berjalan, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Kami siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan Forko Pancer dengan semangat baru. Kepengurusan 2025–2028 akan lebih fokus pada pengembangannya.
kegiatan edukatif, dokumentasi sejarah, dan pemberdayaan generasi muda agar lebih mengenal akar budaya Cirebon,” ungkapnya.
Di sisi lain, Pelindung Forko Pancer menekankan pentingnya menjaga marwah organisasi sebagai wadah yang netral, terbuka, dan berorientasi pada nilai-nilai budaya.
“FORKO PANCER harus terus menjadi penjaga warisan leluhur, bukan hanya dalam bentuk benda, tetapi juga nilai-nilai moral, filosofi, dan adat yang terkandung di dalamnya,- ” tutur Sultan Keraton Kacirebonan.
Sementara Pembina Forko Pancer, H. Idi Tarmidi, menambahkan bahwa regenerasi dan kesinambungan organisasi harus diimbangi dengan inovasi yang relevan dengan perkembangan zaman.
“Sejarah dan budaya harus dikemas dengan pendekatan yang menarik agar generasi muda mau terlibat. Inilah tantangan Forko Pancer ke depan—bagaimana menghidupkan sejarah dalam kehidupan modern,- ” ujarnya.
Ahmad Tantowi Shilmy, Penasehat Forko Pancer berharap seluruh jajaran pengurus dapat bekerja dengan semangat kebersamaan dan profesionalitas.
“Kita bukan hanya komunitas, tapi juga keluarga besar yang memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga dan memajukan identitas Cirebon. Mari jadikan Forko Pancer sebagai rumah bersama bagi para pelestari sejarah dan budaya,- ” pesan Papih Tanto,Budayawan Cirebon, panggilan akrab Penasehat Forko Pancer
Acara pengukuhan tersebut dilanjutkan dengan penyerahan SK Kepengurusan dan diakhiri dengan pembacaan ikrar pengurus baru dan doa bersama untuk keberlangsungan Forko Pancer ke depan.
Momentum ini menjadi awal baru bagi organisasi dalam meneguhkan komitmen melestarikan nilai-nilai luhur budaya Cirebon di tengah arus modernisasi,- ” Tutur Papih Tanto
Sebagai langkah konkret, FORKO PANCER telah menyiapkan sejumlah program kerja tahun 2026 yang berfokus pada pelestarian dan edukasi budaya, di antaranya Pengenalan Sejarah Cirebon ke Sekolah, Festival Seni Budaya Cirebon, Workshop Dokumentasi Warisan Leluhur, dan Program Sekolah Budaya untuk pelajar tingkat menengah.
Selain itu, Forko Pancer juga berencana menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan dan akademisi guna memperkuat riset sejarah lokal.
Melalui agenda tersebut, Forko Pancer menegaskan tekadnya untuk terus menjadi garda depan dalam mewujudkan Cirebon sebagai Kota Sejarah, Seni, dan Budaya yang berdaya saing dan berkarakter.
Gunawan


















