Kilasnusantara.id,Probolinggo – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo menggelar kegiatan orientasi bagi calon petugas penjaga perlintasan sebidang kereta api yang akan ditempatkan di 9 (sembilan) titik Jalur Perlintasan Langsung (JPL) di wilayah Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Selasa dan Rabu (17-18/12/2024) ini bertujuan untuk memberikan pembekalan yang mencakup aspek kedisiplinan, pengetahuan teknis serta keterampilan praktis dalam menjalankan tugas sebagai petugas penjaga lintasan kereta api.
Pada hari pertama, Selasa (17/12/2024), kegiatan orientasi dibuka dengan sesi Pelatihan Baris Berbaris yang dipimpin oleh anggota TNI dari Kodim 0820 Probolinggo. Kegiatan ini dirancang untuk menanamkan kedisiplinan kepada calon petugas penjaga lintasan.
“Disiplin yang tinggi menjadi faktor penting dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan, mengingat posisi petugas penjaga lintasan yang sangat vital dalam mengatur lalu lintas kereta api dan mencegah terjadinya kecelakaan,” kata Kepala Dishub Kabupaten Probolinggo Edy Suryanto melalui Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Bambang Singgih Hartadi.
Selain pelatihan fisik, para peserta juga diberikan materi-materi teknis terkait tugas mereka di perlintasan kereta api. Materi ini disampaikan oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Daops 9 Jember serta Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Timur. Para peserta mendapatkan pengetahuan mengenai Standart Operasional Prosedur (SOP) yang harus diterapkan saat bertugas di lapangan.
“Pengetahuan tentang cara-cara memantau kondisi jalur, mengatur sinyal perlintasan serta koordinasi dengan petugas terkait juga menjadi fokus utama dalam materi yang diberikan,” jelasnya.
Bambang menerangkan kegiatan orientasi ini sangat penting untuk memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada calon petugas penjaga perlintasan sebidang kereta api.
“Materi yang disampaikan dalam orientasi ini bertujuan untuk memberikan dasar pengetahuan yang kuat, baik dalam kedisiplinan maupun dalam aspek teknis yang dibutuhkan dalam menjaga perlintasan kereta api. Harapannya, mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk menjaga keselamatan dan keamanan di jalur perlintasan yang mereka jaga,” jelasnya.
Memasuki hari kedua, Rabu (18/12/2024), kegiatan orientasi dilanjutkan dengan sesi praktek lapangan di JPL 172 Tongas, sebuah titik perlintasan kereta api yang menjadi bagian dari jalur perlintasan langsung di Kabupaten Probolinggo.
Pelatihan lapangan ini dipandu oleh Polsuska KAI Daops 9 Jember dan Polres Probolinggo Kota dengan tujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang pelaksanaan tugas di lapangan sesuai dengan SOP yang telah diajarkan pada hari pertama.
“Pada sesi praktek ini, para calon petugas diperkenalkan dengan situasi nyata yang akan mereka hadapi saat bertugas di perlintasan kereta api. Mereka diberikan kesempatan untuk mempraktikkan tugas-tugas mereka, seperti mengatur perlintasan, memeriksa kondisi jalur serta berkoordinasi dengan pihak terkait jika terjadi masalah. Latihan ini juga mencakup pengenalan alat-alat yang digunakan di lapangan serta prosedur darurat yang harus dijalankan jika terjadi insiden,” tegasnya.
Bambang menambahkan bahwa praktek lapangan ini sangat penting untuk memberikan pemahaman langsung mengenai situasi yang akan mereka hadapi. “Kami ingin para calon penjaga lintasan ini tidak hanya memahami teori, tetapi juga dapat langsung menerapkannya dalam situasi yang sebenarnya. Dengan demikian, mereka akan lebih siap dan memiliki kepercayaan diri saat menjalankan tugas mereka di lapangan,” ujarnya.
Lebih lanjut Bambang menekankan bahwa calon petugas penjaga lintasan masih wajib menjalani pendidikan dan pelatihan (Diklat) lebih lanjut di PPI Madiun serta mengikuti uji kompetensi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA). “Pendidikan dan pelatihan ini bertujuan untuk mengasah keterampilan teknis mereka agar lebih siap menjalankan tugas secara profesional,” tambahnya.
Namun, karena terbatasnya anggaran, kegiatan Diklat di PPI Madiun terpaksa ditunda dan digantikan dengan masa orientasi yang berlangsung di Kabupaten Probolinggo. Meski demikian, Bambang optimistis bahwa orientasi ini dapat memberikan pemahaman yang cukup kepada calon petugas penjaga lintasan.
“Kami harap mereka tetap bisa mendapatkan wawasan yang cukup melalui kegiatan orientasi ini, sehingga dapat melaksanakan tugas mereka dengan baik, meskipun Diklat di PPI Madiun tertunda,” ungkapnya.
Menurut Bambang, orientasi ini diharapkan dapat menjadi fondasi bagi para calon petugas penjaga lintasan dalam menjalankan tugas mereka di masa depan, terutama ketika mereka mulai bertugas pada awal tahun 2025. “Diharapkan dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, para petugas dapat berperan aktif dalam memastikan kelancaran dan keselamatan operasional kereta api di Kabupaten Probolinggo,” terangnya.
Bambang menambahkan peran petugas penjaga perlintasan sangat krusial dalam menjaga keselamatan transportasi kereta api. Peran mereka sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan di perlintasan sebidang. Kami berharap dengan adanya pelatihan dan orientasi ini, mereka dapat bekerja dengan maksimal dan memastikan perlintasan kereta api tetap aman bagi masyarakat,” pungkasnya