BENGKULU TENGAH, KilasNusantara.id — kebutuhan sarana dan prasarana serta fasilitas yang memadai di setiap sekolah menjadi dasar penting dalam menunjang mutu pendidikan di setiap sekolah sehingga apabila hal tersebut terpenuhi maka mutu pendidikan di sekolah lebih berkualitas dan lebih baik dapat memberikan dampak positif bagi siswa,dengan adanya ruang laboratorium.
Namun apa jadinya jika salah satu fasilitas pendukung sekolah yang dibangun dengan anggaran ratusan juta rupiah yang bersumber dari uang negara dan kurangnya pengawasan yang bisa terindikasi pekerjaan terkesan asal jadi.
Pasalnya, berdasarkan Investigasi awak media di lapangan bersama Ketua LSM DPD Garda Provinsi Bengkulu, pada hari Jumat tanggal 1 November 2024, adanya pembangunan ruang laboratorium di SMP N 13 yang berlokasi di Desa Sekayun Ilir, Kecamatan Bang Haji, Kabupaten Bengkulu Tengah, Saat ini sedang memasuki tahap pengerjaan sehingga patut hal tersebut untuk dipertanyakan terkait diduga dalam dalam hal pengawasan kegiatan proyek baikpun pihak kontraktor dan pihak dari Dinas, terlihat di lapangan tumpukan material seperti semen dan kramik dan puing-puing dari pembongkaran rehab perpus di lingkungan pasilitas sekolah juga tanpa terlihat pengawas.
Baik pengawas dari kontraktor pelaksana juga pihak Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkulu Tengah, juga oleh pihak sekolah penerima anggaran agar kiranya dapat Peran serta untuk memantau kegiatan terhadap pembangunan tersebut.
Agar mendapatkan mutu yang berkualitas bangunan sesuai dengan harapan, yang sedang di kerjakan, kiranya dapat terjaga dengan baik sehingga sebuah pekerjaan tidak terkesan pada pemborosan anggaran saja.
Diketahui dari papan plang nama kegiatan adalah Pembangunan Ruang laboratorium di lokasi SMP N 13 tersebut bersumber dana APBD (DAK) anggaran TH 2024, PA melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bengkulu Tengah, dengan nilai kontrak sebesar, Rp.390.123.883,35.(Tiga seratus sembilan puluh seratus dua puluh tiga juta delapan ratus delapan sepuluh tiga,tiga puluh lima rupiah, atas nama pelaksana.CV.YA LATIF Mulya, dengan masa kontrak 90 hari kalender.
Ironisnya, sekilas terlihat jelas di lapangan pembangunan Ruang laboratorium Sekolah SMP N 13 tersebut diduga kurangnya pengawasan baik dari kontraktor pelaksana juga dari Dinas, sehingga dapat menimbulkan pekerjaan terkesan asal jadi, diduga susunan semen dan kramik yang menumpuk di lingkungan pasilitas sekolah, pelaksana proyek terindikasi tidak mempunyai gudang logistik hanya memakai pasilitas sekolah.
Lebih lanjut awak media mencoba konfirmasi kepada salah seorang pekerja di lapangan saat di mintai keterangan, terkait prihal pengawasan kegiatan proyek baik dari kontraktor pelaksana juga dari Dinas, menjelaskan “Diduga kalau pihak kontraktor pelaksana jarang ada, hanya kadang seminggu sekali, kalau dari pihak Dinas saya kurang paham,” jelasnya.
Pekerjaan proyek pembangunan ruang laboratorium sekolah tersebut, diduga dikerjakan asal jadi dan tidak memenuhi standar dalam rencana anggaran kegiatan (RAB) pada pekerjaan tersebut .
Di waktu yang berbeda awak media mencoba konfirmasi Kepada pihak kontraktor pelaksana, terkait matrial yang tersusun seperti semen dan kramik, juga gudang logistik, melalui Via pesan WhatsApp, dia menjawab hal tersebut dengan singkat “Sori kito ralat banx, matrial yang mano yang berserakan tu bang matrial kami dak ado yang berserakan kalau bekas bongkaran dan puing puing yang berserakan itu bekas keg rehab perpus yang belum di bersihin samo kontraktor nya, sori kalau ado yang keliru terimo kasih jugo kalau kami lh di ingatkan bang,” lanjutnya pada hari Minggu tanggal 3 November pukul 11, melalui Via pesan WhatsApp, “Owh Iyo bro klak kami rapikan mokasi atas teguran nya, Yow bro memang idak ado untuk barak atw pun gudang logistik,” ujarnya membalas dengan singkat.
Kabid SMP Disdikbud Kabupaten Bengkulu Tengah, saat dikonfirmasi terkait pengawasan dari Dinas lewat via WhatsApp, menyampaikan hal itu pihak Dinas beberapa hari yang lalu kita sudah turun ke lapangan.
Terpisah, Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 13 bersamaan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan belum dapat dihubungi belum memberikan jawaban terkait kejelasan pada kegiatan tersebut masih terus di upayakan, hingga berita ini diterbitkan,”
Di lain sisi Ketua DPD LSM Garda provinsi Bengkulu menambahkan, mengatakan “Sangat menyayangkan dalam pelaksanaan proyek yang mengunakan anggaran negara diduga kurangnya pengawasan sehingga dapat menimbulkan pekerjaan terkesan asal jadi saja,” ungkapnya.
Pewarta : Adi. S
