Ragam  

Bentrok Kedua Kubu Pendukung 01 Dan 02 Warnai Debat Ke 2 PILGUB SULSEL

MAKASSAR, KilasNusantara.id — Bentrok kedua kubuh pendukung 01 dan 02 mewarnai debat kedua Pilgub Sulsel yang berlangsung dengan ketegangan tinggi. Sejak awal, suasana debat yang seharusnya menjadi ajang dialog dan penyampaian visi misi kandidat ini ternodai oleh aksi-aksi provokatif dari pendukung masing-masing calon.

Terjadi saling teriak dan interupsi di luar ruang debat, yang membuat atmosfer semakin panas. Masyarakat yang hadir pun terlihat terbelah dalam dukungan, menciptakan batasan yang semakin nyata antara kedua kelompok.

Kericuhan itu terjadi di Jl A.P Pettarani depan Hotel Claro Makassar dan Jl Andi Djemma, saat debat kedua Pilgub Sulsel yang berlangsung, di Hotel Claro Makassar, Minggu (10/11/2024

Dalam suasana yang penuh emosi tersebut, kedua pasangan calon berusaha menampilkan program-program unggulan mereka untuk menarik suara pemilih.

Massa pendukung dua pasangan calon (Paslon) 01 Gubernur Sulsel, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) dan Andi Sudirman Sulaiman – Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) 02, terlibat bentrok dengan saling lempar batu

Sengketa verbal antara pendukung yang saling menyoraki satu sama lain.menjadi momen krusial dalam debat seharusnya bisa dimanfaatkan oleh kandidat untuk menjelaskan solusi konkret terhadap isu-isu yang dihadapi Sulsel, tetapi tidak jarang mereka harus menghadapi gangguan dari sorakan pendukung yang terlibat dalam konflik.

Kejadian ini menjadi refleksi nyata dari dinamika politik di daerah, di mana loyalitas kepada kubuh sering kali melebihi rasa saling menghargai antar calon. Selain mengganggu jalannya debat, bentrok ini menciptakan kecemasan di kalangan masyarakat mengenai stabilitas dan kondusifitas politik menjelang hari pemilihan.

Kapolrestabes Makasaar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib dikonfirmasi mengatakan, kericuhan terjadi karena adanya kesalahpahaman kedua pendukung paslon. Mereka cekcok saat sedang menuju ke lokasi debat.

Meski begitu, kata Ngajib, pihaknya telah berhasil meredam kericuhan agar tidak menjadi besar.

“Tadi memanas, tapi semuanya sudah aman dan tidak ada masalah. Semuanya bisa saling memahami, karena mereka sama-sama bersaudara, sekarang sudah aman terkendali,” kata Ngajib.

(dewy)