SUMEDANG, KilasNusantara.id — Seminar tentang “Model Tata Kelola PKBM di Indonesia dan Kominkan di Jepang” sukses dilaksanakan di PKBM Al-Insan, Kabupaten Sumedang. Kegiatan ini dihadiri oleh pengelola PKBM Se-Kabupaten Sumedang dengan antusiasme yang tinggi.
Kegiatan Seminar ini dibuka secara resmi oleh Ketua Peneliti, Prof. Dr. Oong Komar, M.Pd., yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya tata kelola yang efektif dan efisien dalam mendukung pendidikan non-formal di Indonesia. “Tata kelola yang baik adalah kunci dalam menghadapi tantangan pendidikan saat ini, terutama dalam konteks pendidikan kesetaraan,” ungkap Prof. Oong Komar.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh dua narasumber berkompeten. Narasumber pertama, Dr. Cucu Sukmana, M.Pd., menyampaikan materi tentang tata kelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Indonesia. Dalam pemaparannya, Dr. Cucu menekankan bahwa PKBM berperan penting dalam mendukung Kurikulum Merdeka pada jenjang pendidikan kesetaraan. Beliau juga memberikan gambaran mengenai berbagai model tata kelola yang dapat diadopsi oleh PKBM untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan.
Narasumber kedua, Sodikin, M.Ed., Ph.D., memberikan wawasan tentang pengelolaan Kominkan di Jepang. Kominkan, sebagai pusat pembelajaran masyarakat di Jepang, memiliki sistem tata kelola yang berbeda namun sangat efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan berkelanjutan. Sodikin menjelaskan bahwa salah satu kunci keberhasilan Kominkan adalah partisipasi aktif masyarakat dan dukungan penuh dari pemerintah setempat.
Seminar yang dipimpin oleh moderator Mohamad Hadi Ali Mutamam, M.Pd., ini berjalan dengan lancar. Pada sesi tanya jawab, para peserta sangat antusias mengajukan pertanyaan, terutama terkait dengan model tata kelola Kominkan di Jepang dan bagaimana pengalaman tersebut dapat diterapkan pada PKBM di Indonesia untuk mendukung Kurikulum Merdeka.
Kegiatan seminar ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan wawasan baru bagi pengelola PKBM dalam meningkatkan kualitas pendidikan non-formal di Indonesia, serta mendorong adopsi praktik-praktik terbaik dari Kominkan di Jepang..(***)